kisah aku dan ayahku


Ayahku Hebat

tokoh dalam kehidupan sehari-hari saya yang peling membuat saya kagum adalah ayah saya sendiri. Saya ingat semua kata-katanya yang bisa membuat suasana yang tidak nyaman menjadi senyaman mungkin. Hubungannya dengan orang-orang disekitar sangat baik dan tidak ada yang sehebat ayahku.
Aku ingat perkataannya yang sangat bijaksana yang kebanyakan orang tua sangat jarang mengatakannya “jangan sakiti hati wanita, dulu dia engkau rayu, dan sekarang dia engkau tinggalkan, perasaan itu sangat dalam. Jauhnya perjalanan bisa ditempuh, dalamnya air bisa di ukur, namun hati, dia adalah misteri suatu kehidupan, jika hati terlanjur sakit maka tak ada lagi nikmatnya kehidupan. Coba lihat disana banyak orang yang bunuh diri hanya karena hatinya tersakiti?? jangan pernah lakukan itu”.


Itu adalah nasehat yang sangat bermakna bagi saya. Setiap orang tua berharap anaknya bisa sukses kelak dan menjadi orang yang berguna di masyarakat, di kampungnya, dan di hargai banyak orang. Semua itu saya lihat bahwa ayah saya adalah orang yang terhebat yang bisa mewujudkan itu semua. Dengan sistim pendidikan yang di terapakannya.

Masih teringat jelas, bahwa dulu saya sewaktu kecil, kami tinggal dirumah yang begitu sederhana dengan fasilitas yang serba sederhana kami pergi kerumah keluarga di kampung seberang hanya dengan menggunakan sepeda, walaupun kami pada waktu dulu adalah orang yang termasuk berhasil karena bisa membeli sepeda. Aku lihat wajahnya yang menunjukan bahwa di sedang kelelahan namun dengan semangat dia terus mengayuh sepedanya hingga kami akhirnya sampai. Saya juga masih ingat ketika di saat kesusahan menimpa semua orang di kampung itu, ayah saya pergi berkerja sangat berat, dia harus pergi berangkat bekerja subuh dengan jarak tempat dia bekerja sangat jauh, dan pulang ketika orang telah selesai melaksanakan sholat isya. Begitu setiap hari, hanya untuk menghidupi dua orang anak dan satu istri, karena pada waktu saya adalah anak yang paling kecil sedangkan abang saya sedang duduk di bangku SD.

Beberapa tahun yang lalu atau ketika kita masih kecil, banyak hal orang tua lakukan untuk bisa mengajak kita terlelap segera. Hal yang paling populer adalah menceritakan sebuah kisah yang menarik entah itu benar atau atas rekayasa orang tua kita atau pendahulunya. Itulah disebut dongeng sebelum tidur.
Ayahku sangat senang menceritakan dongeng tentang hewan, kerajaan dan banyak lagi tema dongeng yang biasa dia ceritakan padaku.
Dongeng tersebut merupakan alat yang sangat ampuh sepertinya kita dihipnotis agar terlelap. Apalagi keahlian khusus orang tua kita membuat kisah tersebut menjadi sangat menarik dan menenangkan. Terkadang bahkan cerita tersebut merasuk ke alam mimpi kita dan menjadi cerita tersendiri bagi kita.

Cerita-cerita yang sering ditampilkan adalah kisah-kisah kepahlawanan, kejujuran, ketaatan dan sebagainya. Cerita tersebut bukannya tanpa tujuan, bukannya hanya diperuntukkan membuat kita tenang dan cepat terlelap, tetapi ia memiliki tujuan yang terlampau jauh ke depan. Kisah-kisah positif yang dalam ceritanya bisa tertanam dalam diri kita, terinternalisasi dalam diri kita sehingga ia menjadi pertimbangan-pertimbangan dalam melaksanakan kehidupan keseharian kita. Menjadi manusia yang suka menolong, melakukan hal-hal yang jujur dan manusia-manusia yang dipenuhi dengan impian-impian.

Pada saat ini, sangat sulit lagi kita temukan orang tua yang meluangkan waktunya mendendangkan kisah-kisah semacam itu sebelum tidur. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain, karena banyak cerita-cerita yang lebih menarik sekarang telah tersaji ke dalam buku-buku cerita yang tersebar luas, orang tua yang cukup tersita waktunya untuk kegiatan sehari-hari lainnya sehingga sangat lelah untuk melakukannya, dan juga cara tersebut telah ketinggalan zaman atau tidak relevan lagi di masa yang akan datang,  serta anggapan bahwa cerita-cerita tersebut tidak realistis sehinggaa bisa menyesatkan pikiran anak seperti cerita tentang peri.


Ayahku juga adalah seorang pendongeng ulung menurutku. Dia sangat rajin menceritakan kisah-kisah kepada kita semua dan dia paling sering menggantung kisah tersebut yang mungkin harapannya adalah kita mencoba mencari kelanjutannya sendiri. Tentu saja itu sangat menarik buatku, dan sering menagih ayah melanjutkan kisahnya.
Aku teringat sebuah cerita ayah yang tidak pernah kuketahui ending ceritanya hingga saat ini.Bahkan mungkin juga dia bingung mengakhirinya. Kisah itu sangat mempengaruhi cara pandang saya akan sebuah kehidupan dan membuatku mempunyai banyak pertanyaan yang jawabannya setiap saat bertambah seiring bertambahnya usia. Cerita tersebut adalah cerita rakyat Bugis yang sangat terkenal namun ayah memiliki versi yang sangat berbeda. Ayah cuman numpang judul aja. Kisah tersebut adalah Sawerigading. Kisah Sawerigading yang memiliki saudara kembar dan hingga usia dewasa mereka tidak pernah saling bertemu.Dan


ketika suatu hari mereka bertemu, mereka saling jatuh cinta. Ya... mirip kisah sinetron-sinetron kita saat ini. Tapi hal yang menarik dan sampai sekarang terus terngiang-ngiang adalah alasan tidak bertemunya mereka yaitu karena rumahnya yang terlalu luas. Di sisi lain, sangat tidak masuk akal sih memang, namun ia sukses membuatku bertanya banyak hal tentang kisah tersebut hingga saat ini. aku hanya menafsirkan rumah besar yang dianggap ayah adalah bumi yang luas,pikiran yang luas, pengalaman yang banyak. Ayah mencoba membangun imajinasi aku "mempunyai rumah yang besar" dalam kehidupan ini.

Secara pribadi sangat menyukai strategi dongeng  ini bagi anak-anak dan perlu untuk dipertahankan. Mengapa? Ini bisa merupakan saat yang sangat berharga bagi anak, mereka akan merasa sangat diperhatikan, disayangi apalagi bagi orang tua yang sangat sibuk. Di sisi yang lain, memberikan penanaman nilai-nilai positif (agama) kepada anak secara tidak langsung, karena  imajinasi anak akan berkelana mengikuti alur-alur cerita yang ada, mereka membangun impian mereka dalam pikiran mereka sendiri yang siapapun tidak bisa membatasinya.Orang tua hanya berperan membuka pikiran mereka tentang situasi-situasi yang pernah ada dan belum mereka alami. Semua itu bisa termuat dalam kisah-kisah yang kita berikan. Olehnya itu Hal yang paling penting adalah kehati-hatian dalam menuangkan cerita pada cawan dongeng kita.
Yang membuat saya mengidolakan ayah saya sendiri adalah dia adalah orang yang pantang menyerah, tidak mudah putus asa, selalu berusaha untuk kebaikan dan tidak mudah mundur jika dia diatas kebenaran. Pernah sewaktu kami sedang bekerja diladang, ada seorang mandor yang mengawasi pekerjaan para anggota kerjanya. Suatu kebiasaan perkebunan yang di bangun olah PT yang bergerak di bidang kelapa sawit ada seorang mandor yang hilir mudik, sana kemari untuk melihat kinerja anggotanya, jika dia dapati ada kesalahan maka akan segera ditegurnya. Dan kebetulan pada saat itu ayah saya adalah seorang yang berkerja pada PT tersebut. Pada saat itu ayah saya mengambil buah yang tidak begitu terlihat masaknya. Biasanya warnanya agak merah atau kuning, namun pada teorinya, jika buah sawit sudah tua dan siap untuk di panen boleh diambil, dan jika sewaktu di pabrik tidak akan langsung diolah, karena pasti banyak buah sawit yang berumpuk, nah pada saat itulah buah sawit mengalami pemasakan sehinggga warnanya akan merah juga. Namun mandor ini tidak mengerti tentang buah sawit, sedangkan ayah saya sudah lima tahun di malaisya berkerja di bidang sawit ini. Dia ( sang mandor) memarahi ayah saya, namun ayah saya menjelaskan dengan bijak, sehinnga sang mandor mengerti dan paham, dan pada saat itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat penting bahwa seorang yang tidak paham tentang sesuatu, dan dia berontak dengan kejadian itu adalah kita jelaskan dengan bijak dan penuh dengan kasih sayang , sehingga orang menjadi reda amarahnya dan menjadi kasih sayang pula dengan kita. Apalagi kita menjelaskan sesuatu dengan atasan kita, tentunya haruslah menggunakan adab yang baik, penuh dengan kesopanan, dan rasa hormat.
Kisah-kisah sewaktu saya kecil sangat menarik dan sangat berkesan bagi saya, sehingga saya duduk di bangku SMP pun kisah-kisah yang menarik itu masih saja ada dan terus terngiang di telinga, tergambar jelas di dalam ingatan saya.
Satu kisah lagi tentang saya dengan orang tua saya
ayah saya juga mengajarkan tentang bagaimana cara untuk mempertahankan diri dari musuh yang sewaktu-waktu pasti kita bertemu dengannya.
Ayah saya mengirim saya ada seorang guru yang sangat hebat di bidang bela diri. Dia sangat terkenal di kalangan para pendekar kampung. Dia bernama pak Bahri. Kami berjumlah sangat banyak ketika mendaftar, setelah beberapa lama kami berlatih tinggalah kami hanya berlima, yang kesemuanya penuh semangat dan penuh dengan motivasi di dalam diri untuk menjadi hebat di pandang semua orang.
Namun ayah saya tidak hanya mengantarkan saya di tempat perguruan itu, ayah saya selalu mencoba kemampuan saya dengan ilmu bela diri yang di punya. Itu untuk memriksa apakah saya benar-benar berlatih dengan baik.
Dengan mengajari saya tentang bela diri saya dapat pelajaran bahwa sangat penting untuk membekali diri dengan kemampuan bela diri yang pada suatu hari pasti sanagt berguna. Karena kehidupan kita sangat berliku-liku, tak semua yang kita lalui itu lurus dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
Kadang orang ingin berbuat jahat dengan kita untuk mengambil harta kita, mengganggu isttri kita, merebut hak kita dengan cara paksa. Dan pada saat itulah kita pergunakan kemampuan kita tersebut.
Dan ayah saya sangat berpesan,bahwa jangan mempergunakan kemampuan bela diri untuk menyakiti orang lain, apalagi untuk menggunakan sesuatu yang bertentangan dengan hukum, dengan agama. Ayah saya sangat melarang hal itu.
Sangat banyak yang ingin saya cetritakan tentang ayah saya. Karena ayah saya sangat berbeda dengan ayah kebanyakan orang. Di dalam setiap kesempatan, ayah saya selalu mengajarkan saya tentang kebaikan, tentang kejujuran, tentang kepribadian yang di sukai orang. Jadi tak heran jika ayah saya sangat terkenal di kalangan masyarakan, selalu bisa masuk di setiap golongan masyarakan, ayah saya juga sangat mudah untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat yang baru dia kenalnya. Dengan bermodalkan kejujuran dan keramahanya, di tambah lagi ayah saya adalah orang yang sangat humoris, itu menambah keakraban orang-orang yang di kenalnya.
Tidak hanya dalam ceritanya dia mempunyai teman di setiap kampung, namun saya membuktikan sendiri bahwa ayah saya adalah ayah yang hebat, dan jika saya masuk di suatu kampung dan jika saya di tanya seorang “kamu anak dari mana dan anak siapa” pasti mereka mengenal ayah saya.
Dan terakhir dari cerita saya tentang ayah saya adalah saya hanya ingin berkata “Ayahku adalah inspirasiku”.
Semoga cerita ini juga menjadi inspirasi bagi yang membacanya dan menjadi inspirasi bagi semua ayah yang ingin menjadi ayah yang hebat. Karena ayah ku adalah ayah terhebat.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo