Menembus Pintu Surga

“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk Surga melewatinya pada hari kiamat nanti…”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk Surga melewatinya pada hari kiamat nanti. Tidak ada orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, ‘Manakah orang-orang yang rajin berpuasa?’. Maka merekapun bangkit. Tidak ada yang masuk melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya…” (HR. Bukhari [1896] dari Sahl radhiyallahu’anhu).
Yang dimaksud dalam hadits dengan orang yang rajin puasa bukanlah orang yang hanya mengerjakan puasa dan tidak mengerjakan shalat, sebab orang seperti ini tidak akan masuk surga akibat kekafirannya (meninggalkan shalat, pen). Akan tetapi yang dimaksud adalah kaum muslimin yang banyak-banyak berpuasa maka dia akan dipanggil agar melalui pintu tersebut. Sehingga setiap penghuni surga akan memasuki surga melalui pintu-pintunya yang berjumlah delapan (lihat Syarh Riyadhush Shalihin oleh Ibnu Utsaimin, 3/388-389).
Masing-masing pintu di surga memiliki kekhususan. Hal itu sebagaimana dikabarkan oleh Nabi dalam haditsnya,
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُم
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”.
Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari [1897 dan 3666] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
Al-Qadhi menukil ucapan Al-Harawi ketika menerangkan makna ‘sepasang hartanya’ : Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘sepasang harta’ adalah dua ekor kuda, dua orang budak, atau dua ekor onta (Al-Minhaj oleh An-Nawawi, 4/351).
Sedangkan yang dimaksud dengan berinfak di jalan Allah dalam hadits ini mencakup berinfak untuk segala bentuk amal kebaikan, bukan khusus untuk jihad saja (Al-Minhaj, 4/352).
Hadits ini juga menunjukkan bahwa setiap orang yang beramal akan dipanggil dari pintunya masing-masing. Hal ini didukung dengan hadits dari jalur lain juga dari Abu Hurairah yang mengungkapkannya secara tegas, Nabi bersabda,
لِكُلِّ عَامِل بَاب مِنْ أَبْوَاب الْجَنَّة يُدْعَى مِنْهُ بِذَلِكَ الْعَمَل
“Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad sahih, demikian kata Al-Hafizh dalam Fath Al-Bari, 7/30).
Hadits ini juga menunjukkan betapa mulia kedudukan Abu Bakar radhiyallahu’anhu. Sebab Nabi mengatakan di akhir hadits ini, “Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka -yaitu orang yang dipanggil dari semua pintu surga-.” Para ulama mengatakan bahwa harapan dari Allah atau Nabi-Nya pasti terjadi. Dengan pernyataan ini maka hadits di atas termasuk kategori hadits yang menunjukkan keutamaan Abu Bakar radhiyallahu’anhu. Hadits ini juga menunjukkan bahwa betapa sedikit orang yang bisa mengumpulkan berbagai amal kebaikan di dalam dirinya (Fath Al-Bari, 7/31).
Abu Bakar adalah orang yang memiliki berbagai bentuk amal shalih dan ketaatan. Hal itu terbukti sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?”. Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?”. Maka Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”. Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.” Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim [1027 dan 1028] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu, ”Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (semata-mata) karena (banyaknya) mengerjakan puasa atau sholat, akan tetapi karena sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya.” Mengomentari ucapan Al-Muzani tersebut, Ibnu ‘Aliyah mengatakan, ”Sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Allah ‘azza wa jalla dan sikap nasihat terhadap (sesama) makhluk-Nya.” (Jami’ Al-’Ulum wa Al-Hikam oleh Ibnu Rajab, hal. 102).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
”Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuh. Dan apabila ia rusak, rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari [52] dan Muslim [1599] dari sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma).
Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan, ”Di dalam hadits ini terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa kebaikan gerak-gerik anggota badan manusia, kemauan dirinya untuk menjauhi perkara-perkara yang diharamkan, kesanggupannya meninggalkan hal-hal yang berbau syubhat (ketidakjelasan) adalah sangat tergantung pada gerak-gerik hatinya. Apabila hatinya bersih, yaitu tatkala di dalamnya tidak ada selain kecintaan kepada Allah dan kecintaan terhadap apa-apa yang dicintai Allah, rasa takut kepada Allah dan khawatir terjerumus dalam hal-hal yang dibenci-Nya, maka niscaya akan menjadi baik pula gerak-gerik seluruh anggota badannya. Dari sanalah tumbuh sikap menjauhi segala macam keharaman dan sikap menjaga diri dari perkara-perkara syubhat untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan…” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, hal. 93).
An-Nawawi mengatakan, “Hadits ini menunjukkan penegasan agar bersungguh-sungguh dalam upaya memperbaiki hati dan menjaganya dari kerusakan.” (Al-Minhaj, 6/108).
Maka dari arah pintu manakah kita -dengan segala kekurangan yang ada- akan berusaha -dengan taufik Allah tentunya- bisa menembus pintu surga? Dari satu pintu, ataukah dari banyak pintu… Allahul muwaffiq
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Tak mampu kehilangan cinta

Ketika  kedua suami isteri itu baru berpindah ke bandar, hidup mereka penuh ceria, penuh dengan gurau mesra.
Ada masa makan bersama, ada masa solat berjemaah bersama.
Walaupun pendapatan masih kecil kerana perniagaan yang mereka usahakan belum menjadi, tetapi mereka mengharungi kehidupan dengan seadanya.
Sikap saling memahami dan bertimbang rasa jelas terpancar.
Di kejauhan malam atau pada awal pagi sudah kedengaran suara mereka berdua bergurau dan berbual  dengan mesranya.
Minggu demi minggu, bulan demi bulan dan akhirnya beberapa tahun mula berlalu. Perniagaan kecil-kecilan yang diusahakan dahulu semakin maju.
Untuk menguruskan perniagaan yang semakin berkembang, suami adakalanya pulang lewat petang. Manakala si isteri yang juga memulakan pernigaannya sendiri pun semakin sibuk.
Anak-anak pun semakin jarang bertemu dan berbual mesra dengan mereka berdua.
Namun, alhamdulillah keadaan ekonomi keluarga bertambah baik.
Mereka telah berpindah dari rumah yang sempit ke rumah yang lebih luas. Sekarang keluarga itu telah memiliki kereta yang besar.
Bukan sebuah, tetapi dua buah – sebuah untuk suami, sebuah lagi untuk isteri.
Entah kenapa, kemesraan yang dahulu semakin hilang.
Suami semakin leka dengan kawan-kawan seperniagaan dan pelanggannya. Manakala si isteri juga sibuk mempromosi produk jualannya.
Solat berjemaah, makan berjemaah yang dulunya menjadi tradisi semakin jarang dilakukan.
Apatah lagi untuk melihat suami memberi sedikit tazkirah untuk anak-anak dan kemudian keluarga itu saling bermaafan bersama seperti dahulu... hampir tidak pernah lagi.
Benarlah kata bijak pandai, apabila kita mendapat sesuatu, maka pada masa yang sama kita akan kehilangan sesuatu.
Kita tidak akan dapat kedua-duanya pada satu masa.
Justeru, pesan bijak pandai lagi, pastikan apa yang kita dapat lebih berharga daripada apa yang kita hilang.
Keluarga tadi mendapat apa yang mereka cari kemewahan dan keselesaan hidup, tetapi pada masa yang sama mereka sudah hilang kemesraan dan keharmonian dalam kehidupan berumah tangga.
Jika ditanyakan kepada hati nurani kita yang paling dalam, antara keduanya yang mana lebih berharga? Kemewahan hidup atau kerukunan rumahtanga? Tentu kita akan menjawab, kerukunan rumahtangga.
Bukankah kita mencari rezeki dan segala kemewahan hidup untuk  membina sebuah keluarga yang bahagia?
Jika si suami ditanya, untuk apa kamu bertungkus-lumus bekerja siang dan malam?
Tentu jawabnya, kerana isteri aku! Begitulah juga jika ditanyakan kepada si isteri, tentu jawabnya kerana suami.
Dan jika ditanya kepada kedua ibu-bapa itu, untuk apa mereka berusaha, nescaya kita akan dapat jawapannya... demi anak-anak.
Malangnya, mereka dan kita sering tertipu, betapa ramai yang melupakan isteri, meminggirkan suami dan mengabaikan anak-anak semasa mencari kemewahan dan keselesaan hidup?
Kita sering terlupa yang kemewahan hidup - harta, rumah, kereta dan sebagainya bukan matlamat tetapi hanya alat dalam kehidupan ini.
Kita memburu alat untuk mencapai matlamat.
Ertinya, harta dan segalanya itu adalah untuk membahagiakan rumahtangga kita. Begitulah sewajarnya.
Namun, apa yang sering berlaku adalah kita sering tertukar. Alat jadi matlamat, matlamat menjadi alat.
Kebahagian rumahtangga sering jadi pertaruhan dan acapkali tergadai dalam keghairahan kita memburu kemewahan hidup.
Kita berkerja demi anak-anak, anehnya anak-anak kita abaikan semasa bertungkus lumus bekerja. Kita tidak sedar. Kita terus memburu dan memburu.
Bangun dari tidur, berkemas dan terus bekerja. Hampir senja baru pulang. Tidak cukup dengan itu ada lagi kerja yang kita bawa pulang ke rumah.
Tidak cukup lagi, kita keluar pula bertemu pelanggan dalam kerja-kerja 'part time'.
Begitulah kita hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan akhir bertahun-tahun.
Tiba-tiba kita tersentak, mengapa kita sudah jarang menikmati senyum dan gurauan isteri?
Mengapa kita sudah jarang mendapat sentuhan dan belaian suami?
Mengapa ketawa dan gurau senda sudah semakin hilang dalam rumah tangga?
Pada ketika itu, hati yang degil masih mampu memberi alasan. Aku sibuk. Aku sedang mengejar kejayaan dalam profesionalisme.
Sedikit masa lagi, perniagaan ku semakin menjadi.
Nantilah, bila segalanya sudah stabil aku akan kembali serius membina keharmonian keluarga. Nantilah, aku akan ini, aku akan ini...
Begitulah selalunya diri kita memberi alasan. Hati memberi justifikasi yang bukan-bukan.
Dan kita terus selesa dengan alasan, biarlah suami, isteri atau anak-anak berkorban sementara, nantilah kita akan bahagia!
Jangan keliru. Bahagia itu bukan hanya di hujung jalan tetapi bahagia itu ada di sepanjang jalan.
Temuilah bahagia ketika kita mencarinya.  Carilah bahagia yang di sepanjang jalan itu dengan menggenggam rasa cinta sentiasa dan selamanya.
Carilah harta, tetapi genggamlah cinta. Carilah kemewahan hidup tetapi peluklah cinta itu sekuat-kuatnya. Jangan diabaikan cinta itu walau sekelip pun. Maknanya, tunaikanlah hukum-hukum cinta dalam apa jua pun keadaan.
Hukum-Hukum Cinta
Antara hukum cinta yang paling diutamakan adalah: Cinta itu memberi, cinta itu mendengar, cinta itu berkorban, cinta itu tanggungjawab, cinta itu mendoakan dan cinta itu memaafkan.
Contohnya, jangan kesibukan menyebabkan kita jarang lagi memberi masa, perhatian, senyuman, nasihat dan doa kepada pasangan kita.
Jangan hanya mengucapkan kalimah-kalimah cinta yang bersifat 'kosmetik' semata-mata. Tetapi luahkan dalam bentuk perbuatan dan tindakan yang dapat dilihat dan dirasakan.
Dan paling penting, jangan sekali-kali diabaikan cinta suci yang menghubungkan cinta antara suami dan isteri.
Cinta itu adalah cinta Allah! Jagalah cinta kita kepada Allah, insya-Allah, Allah akan terus menyuburkan cinta kita suami isteri.
Allah akan berikan hidayah dan taufik ke dalam hati kita untuk terus berpegang pada matlamat.
Kita akan sentiasa beringat bahawa dunia dan segala isinya ini hanya alat untuk memburu cinta Allah. Dan hanya dengan memburu cinta Allah maka cinta kita sesama suami isteri akan dikekalkan-Nya.
Dunia ini umpama lautan, ramai orang yang memburunya ditenggelamkan.
Dunia ini menipu daya, ramai pula manusia yang ditipunya. Betapa ramai orang yang memburu dunia dengan menggadaikan sesuatu yang menjadi miliknya yang sangat berharga.
Iman, kasih saying, cinta sering dilemparkan orang dilitar perlumbaan memburu dunia.
Dunia tidak salah, selagi kita memburunya dengan niat untuk beribadah. Kita jadikan dia alat untuk memburu kebahagiaan akhirat.
Jadilah dunia umpama kebun yang kita pagar, kita bersihkan dan kita tanam dengan pohon-pohon kebaikan yang hasilnya kita tuai di akhirat.
Jadilah dunia umpama jambatan yang kita lalui.
Pastikan ia teguh, kukuh tetapi kita tidak akan berlama-lama di situ... ia hanya jambatan. Tidak ada orang yang membina rumah di atas jambatan. Rumah kita yang hakiki ialah di syurga.
Jika ada rasa-rasa itu di dalam jiwa ketika kita memburu karier, kejayaan dalam perniagaan dan apa jua aktiviti keduaniaan, insya-Allah cinta dan kasih sayang tidak akan diabaikan.
Orang yang ada di dalam hatinya cinta Allah, sentiasa ada ruang yang lapang untuk mencintai sesama manusia lebih-lebih lagi suami, isteri dan anak-anaknya.
Dengan cinta itu kita akan menyelamatkan semua keluarga kita daripada neraka akhirat.
Dan neraka di akhirat itu hanya akan dapat kita hindari jika kita berjaya menyelamatkan diri dan keluarga kita daripada neraka dunia.
Apakah neraka dunia itu? Nereka dunia itu ialah hilangnya kasih sayang di tengah-tengah rumah yang besar.
Pudarnya cahaya wajah dan ketenangan hati di tengah sinar lampu yang beribu-ribu ringgit harganya di tengah ruang tamu rumah yang besar itu.
Dan hambarnya perbualan di dalam kereta mewah yang sering bertukar ganti.
Yang ketawa ria ialah pelakon-pelakon di dalam filem yang kita tonton, tetapi hati kita semakin kosong, gersang dan sayu entah apa puncanya!
Lihatlah Rasulullah SAW. Betapa sibuknya baginda... tetapi masih ada masa berlumba lari bersama Aisyah isterinya.
Betapa besar perjuangannya... tetapi masih mampu meluangkan masa bersama isteri yang hendak melihat tarian dan permainan pedang di suatu Hari Raya.
Ketika baginda kaya, dikorbankannya harta... kerana baginda tidak kehilangan cinta.
Ketika baginda miskin... dihadapinya dengan sabar kerana di dalam hatinya tetap ada cinta. Baginda tidak pernah kehilangan cinta kerana di dalam hatinya ada cinta yang lebih besar... cinta Allah!
Ayuh Intai-Intai Semula
Justeru, intai-intailah semula cinta di dalam rumah tangga kita. Masih bersinar atau sudah pudar? Jika sudah pudar, ayuh muhasabah kembali di mana puncanya? Apakah yang kita garap hingga kita sanggup menggadaikannya?
Ayuh, lihat kembali 'di mana Allah' dalam rumah tangga kita? Di mana solat jemaah, di mana zikir, di mana tazkirah, di mana sadakah, di mana bacaan Al Quran...
Di manakah semua 'ayat-ayat cinta' itu dalam rumah yang mungkin sudah semakin luas, kereta yang semakin mahal, makanan yang semakin lazat, tabungan kewangan yang semakin banyak?
Dan pandang wajah isteri, renung wajah suami... tatap lama-lama.
Bila kita terakhir kita bertentangan mata dalam keadaan yang paling tenang, harmoni dan syahdu? Sekali lagi bila?
Bukankah mata itu jendela bagi hati. Pertautan mata petanda pertautan hati?
Atau kita hanya melihat sekadar imbasan, tolehan dan pandangan, tanpa ada rasa cinta, kasih, mesra, kasihan, simpati, empati dan lain-lain perisa hati?
Apakah kita secara tidak sedar telah bertukar menjadi 'haiwan berteknologi' dalam belantara dunia meterialisma yang semakin ketandusan cinta?
Lalu, di kejauhan destinasi ketika sibuk menguruskan kerja atau perniagaan, sudi apalah kiranya suami atau isteri menghulurkan gugusan doa-doa yang paling kudus untuk pasangannya?
Atau ketika dia pulang nanti, kita sapa tangannya dan bersalam penuh mesra lantas  berdakapan dengan hati yang terus berkata-kata, "inilah teman ku di dunia untuk menuju syurga!" Inilah yang semakin hilang dalam rumah tangga kini.
Kita memburu tanpa sedar bahawa kitalah yang sebenarnya diburu.
Diburu oleh kesibukan yang tiada penghujung, keresahan yang tiada penawar. Kekosongan yang tidak dapat  di isi. Kerana hati tanpa cinta... adalah hati yang mati!
Carilah cinta kita yang hilang. Insya-Allah kita akan temuinya semula cinta itu di tempat, suasana dan masa ketika kita mula-mula menemuinya dahulu.
Bukankah kita bertemu kerana Allah? Bukankah yang menyatukan kita kalimah-Nya?
Bukankah tempat termaktubnya lafaz akad dan nikah di rumah Allah? Kembalilah ke sana.
Carilah kekuatan itu semula. Tidak ada manusia yang terlalu gagah untuk hidup tanpa-Nya. Dan tidak ada hati yang paling waja hingga mampu bertahan terhadap tipuan dunia tanpa cinta.
Renunglah mata isteri atau suami mu, carilah cinta itu di situ. Masih ada? Atau telah tiada?
Dan kemudian genggam erat tangannya. Mari kita cari semula cinta yang hilang itu bersama-sama!
Sayang... di kejauhan ini
Ku sentuh hatimu dengan rasaku
Debarnya debar cinta
Denyutnya denyut setia
Ku usap air matamu yang jernih
Dengannya ku sulamrasa kasih
Kutatap matamu yang duka
Di situ kutemui makna rela
Sayang.. dikejauhan ini
Ku sapa salam setiamu
Ku sambut  senyum mesramu
Onak, duri dan jeriji besi ini
Tak kan menghalang bicara
... rasa kita berdua
Sayang, sayang, sayang,
Semakin terpisah...
cinta kita  semakin indah
Semakin jauh...
kasih kita semakin kukuh
Kita boleh hilang segalanya
Namun kita tidak mampu kehilangan cinta!

latih diri menjadi Pengusaha

Ramai di antara kita berminat untuk menjalankan perniagaan. Ada yang sanggup menghabiskan hingga ratusan ringgit mahupun ribuan ringgit sebagai permulaan yang mana pada akhirnya tidak mendapat pulangan yang diidam-idamkan.
Berniaga merupakan salah satu daripada sumber pendapatan yang boleh diperolehi samaada dilakukan sepenuh masa ataupun sambilan ketika ada masa yang terluang. Berniaga juga bukanlah semudah yang disangkakan kerana ia memerlukan komitmen yang tinggi untuk memenuhi permintaan pelanggan serta perkhidmatan yang memuashan hati mereka. Kejujuran serta komunikasi terhadap pelanggan harus diutamakan dalam apa jua transaksi perniagaan.
Produk Fizikal dan Produk Digital
Di alam internet masa kini, terdapat pelbagai perniagaan yang menggunakan internet sebagai alat pemasaran sesuatu produk ataupun perkhidmatan. Ada yang menjual produk fizikal dan tidak kurang juga ada yang menjual produk digital. Ada juga yang membantu memasarkan produk tersebut melalui internet dengan hanya mengambil komisyen setiap produk yang terjual.
Kini, dengan kepesatan teknologi maklumat yang semakin berkembang, terdapat juga perkhidmatan di mana anda boleh menjadi usahawan dengan cara yang paling mudah dan menjimatkan masa. Anda hanya perlu membuat pemasaran tanpa membeli produk terlebih dahulu, tanpa menyimpan stok dan tanpa melakukan penghantaran.
Sistem Dropship
Sistem 'Dropship' adalah satu sistem di mana anda menggunakan perkhidmatan syarikat tertentu untuk menghantar produk yang anda jual kepada pelanggan anda. Melalui cara ini, anda hanya perlu menerima bayaran serta pesanan dari pelanggan anda dan kemudian menggunakan syarikat tersebut untuk menghantar produk tersebut bagi pihak anda.
Cara ini mampu menjana pendapatan sampingan dengan kos yang amat murah serta masa yang sedikit untuk melaksanakannya. Maka anda bolehlah meluangkan masa dengan keluarga di samping anda melatih diri untuk menjadi usahawan yang berjaya.
Di harap perkongsian ini mampu meningkatkan ekonomi seisi rumah dengan menggunakan kemudahan internet serta sedikit sebanyak mampu menyelesaikan masalah kewangan yang seringkali merebak menjadi masalah lain di dalam institusi kekeluargaan
- Artikel iluvislam.com

Saling mencintailah kerana Allah agar dapat mendapatkan kecintaan Allah.

Saling mencintailah kerana Allah agar dapat mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadith Qudsi Allah berfirman; “CintaKu harus Kuberikan kepada orang-orang yang saling mencintai keranaKu, CintaKu harus Kuberikan kepada orang-orang yang saling berkorban keranaKu, dan CintaKu harus Kuberikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan keranaKu”.
Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah kerana keagunganNya, nescaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naunganNya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda; “Pada hari kiamat Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai kerana keagunganKu? Pada hari yang tiada naungan selain naunganKu ini, Aku menaungi mereka dengan naunganKu“. HR. Muslim
Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat kerana Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda; “Di sekeliling Arasy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka”.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!”
Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi kerana Allah”.
“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadapMu dan Cinta kepada mereka yang mencintaiMu, dan apa sahaja yang mendekatkan kami kepada CintaMu, dan jadikanlah CintaMu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga”.
Akhirul qalam, bertanyalah pada diri kita sendiri:
Sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
Sejauh mana aku mengenalNya, asma’ (nama)Nya, sifat-sifatNya, kehendakNya, laranganNya?
Seringkah aku mengingatiNya, menyebut namaNya melalui zikir-zikir yang panjang?
Seringkah aku mendekatkan diri kepadaNya dengan sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepadaNya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
Sudahkah aku mengikuti kehendakNya dan menjauhi larangan-laranganNya?
Apakah aku mencintai seseorang keranaNya atau kerana dorongan nafsuku sendiri?
Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?

Karena Allah

Ini bukan sekedar kata-kata agar kamu jatuh hati padaku, namun ini
adalah kejujuranku. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku menyukai
orang-orang yang mencintaiNya. ... yang mencintai RasulNya... dan denganmu...
kuharap keteguhanmu bisa mengajakku serta untuk semakin mencintaiNya. ..

Aku merindukanmu karena Allah

Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu. Mengapa aku
berkata seperti ini? karena aku tahu... mengucapkan ikrar suci itu
menyempurnakan hidupku. Dan... Pernikahan adalah sunnah Rasullullah dan
Rasulullah adalah kekasih Allah. Cinta adalah anugerahNya yang ditumbuhkan
dihati orang-orang yang dikehendakiNya. Bagaimana aku tidak merindukan
kehadiranmu wahai kekasih.... to come in my life ???

Aku menunggumu karena Allah

Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian. Mengapa aku berkata
seperti ini? Karena aku tahu, diriku terlalu banyak kekurangan.. . dan
karenanya... aku butuh seseorang yang lebih halus untuk menaklukkan hatiku
yang tegas dan yang lebih tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan ijinNya...

Aku tahu... terlalu banyak yang harus aku perbaiki... karenanya, aku menunggumu untuk menjadi pendamping hidupku... aku menunggumu untuk
lebih membimbingku dengan tulusmu... untuk lebih mengajariku dengan
sabar hingga kenikmatan imanku terhadapNya semakin dalam dengan
ijinNya.... disetiap harinya... untuk selama-lamanya Amin...

Aku tahu, dalam hatiku... aku tak ingin hidup sendiri, karenanya, aku
berharap... Allah menganugerahkan padaku seorang imam untuk berbagi
banyak hal dan menerima apa adanya diriku beserta keluargaku.. .
Kekasih... bila Engkau benar-benar ada dalam hidupku... semoga Allah
memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih Ia Ridhoi
Amin...

Aku mencintaimu karena Allah... aku merindukanmu karena Allah dan aku
menunggumu karena Allah... diraga manakah jiwamu bersemayam?? ?
Mungkin... seorang Fahri terlalu tinggi buatku... Namun kutahu... kamu
adalah Fahriku... so... where are u my Fahri???
Dari sini aku menatap jejakmu dengan raga yang menari bersama angin...
diantara gemuruh ombak kerinduanku
Rasakan getarku... yang membiarkan selarik bintang menemanimu serta untuk
menjemputku. ..
meski mungkin tak ada peta yang bisa dirimu genggam... ijinkan bisik hatiku
sebagai petunjuk arahmu dengan ijinNya...

Ya Rabbi... redamkanlah rinduku dijalan yang terbaik menurut Engkau untuk
dunia dan akhiratku Amin.... Bila kerabat dan teman tak lagi cukup untuk
menemani kehidupanku. .. maka hari itu adalah yang aku tunggu... apakah
dia, jawaban itu???

Kekasih.... ......

admin: http://www.facebook.com/nanda.zahra

Resep cinta ibnu Athailah

“Resep Cinta Ibnu
Athaillah”


“Laa yukhriju asy syahwata
illa khaufun muz’ijun aw
syauqun muqliqun”
Tidak ada yang bisa
mengusir syahwat atau
kecintaan pada kesenangan
duniawi selain rasa takut
kepada Allah yang
menggetarkan hati atau rasa
rindu kepada Allah yang
membuat hati merana..

Kecintaanmu pada si fulan/
fulanah itu adalah syahwat,
hampir semua orang yang
jatuh cinta itu merasakan
apa yang kau rasakan. Dan
perasaan itu tidak akan bisa
kau keluarkan, kau usir dari
hatimu kecuali jika kau
memiliki 2 hal: pertama, rasa
cinta kepada Allah yang luar
biasa yang menggetarkan
hatimu. Sehingga ketika
yang ada di hatimu adalah
Allah, yang lain dengan
sendirinnya menjadi kecil
dan terusir. Kedua, rasa
rindu kepada Allah yang
dahsyat sampai hatimu
merasa merana. Jika kau
merasa merana karena rindu
kepada Allah, kau tidak
mungkin merana karena
rindu pada yang lain. Jika
kau sudah sibuk memikirkan
Allah, kau tidak akan sibuk
memikirkan yang lain.

Karena hatimu miskin cinta
dan rindu kepada Allah
jadinya kau dijajah oleh
cinta dan rindu pada yang
lain. Mencintai makhluk itu
berpeluang untuk
kehilangan, kebersamaan
dengan makhluk juga
berpeluang mengalami
perpisahan. Hanya cinta
kepada Allah yang tidak, jika
kau mencintai seseorang
ada dua kemungkinan
diterima atau ditolak. Jika
ditolak pasti sakit rasanya.
Namun jika kamu mencintai
allah, pasti Allah akan
menerima engkau.

tag: http://facebook.com/./nanda.zahra

Suara Hati Seorang Ikhwan untuk Seluruh Wanita Suci di Dunia

سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

♫♫♥.♥Wanita Suci♥.♥♫♫

(Suara Hati Seorang Ikhwan untuk Seluruh Wanita Suci di Dunia)

Wanita suci,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli?
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkanpersamaan.
Wanita suci,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh, karena akan membuatkumengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.
Wanita suci,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung.
Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kaupertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.
Wanita suci,
Jangan pernah kautatapku penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor.
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan pakaian sutra emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari Lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.
Wanita suci,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.
Wanita suci
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kaubangun dengan segala kekhusyu'an tangis do'amu.
Wanita suci
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,
seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.

cinta kepada Allah Akan abadi

Ketika kita mencintai Allah.. Kita tdk akan pernah merasa kesepian atau sedih krn tidak pnya kekasih... Kita tetap menjaga hati hnya utk yg halal bagi kita... kita selalu bersyukur dan bahagia karena tidak harus merasakan sakitnya dikhianati pacar... Sedih karena pacar kurang perhatian.. Cemburu buta takut kekasih ngelirik yg lain...Atau galaunya hati menahan rindu yg menggebu.. Bukankah perasaan-perasaan itu hanya menyiksa batinmu wahai saudara/i ku...

Ketika kita mencintai Allah kita tidak akan pernah protes dng apapun yg dilarang-Nya krn kita yakin Allah lah yg Maha tau apa yg dia butuhkan bukan apa yg kita minta...

Ketika kita mencintai Allah kita akan merasa bahagia tak terkira karena Allah lah yg memberi kebahagiaan kpd sluruh hamba-Nya... Bukan pacar yang belum tentu menjadi pendamping kita.

Ketika kita mencintai Allah kita tdk akan pduli orang-orang mencemooh kita krn kita hanya mengingnkan rahmat dr Allah bkn pujian dr manusia..

Ketika kita mencintai Allah kita akan sangat bersyukur krn mampu menjaga hati dan kesucian dari pria/wanita yg tdk halal bagi kita...

Bukankah Islam tidak mengenal pacaran ? Bukankah Islam menganjurkan nikah dulu baru cinta, bukan cinta dulu baru nikah??

Hargailah orang yg akan menjadi suami/istri kita nanti.. Jadikan pribadi ini terjaga agar kita jg mendapatkan pendamping hidup yg terjaga... Kita harus memperbaiki dan menghias pribadi kita karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau kita ingin pasangan yg baik, kita juga perlu menjadi insan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?


Kita pasti berendam airmata darah, andainya ada yg menyerahkan seluruh cintanya kepada kita. Katakan padanya "Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

Allahumma amin

created by : http://www.facebook.com/nanda.zahra

CARA MENDIDIK ANAK

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh~ ya Ukhti wa Akhi Firahmatillah~

Untukmu,
Wahai saudara-saudariku ^_^
DAN Juga untuk diri saya yang juga masih membutuhkan proses belajar yang terus menerus yang kiranya insyaAllah bisa menjadi Al Muslimatu 't Taqiyyah ..
......Amin Ya Allah Tabaroka Wa Ta'Ala ..♥
Dan sungguh yang menulis ini juga berharap demikian kepada saudara-saudariku sekalian~

Ya Muslim wa Muslimah

CARA MENDIDIK ANAK ..

Bagaimanakah seharusnya orang tua itu mampu mendidik anak2 nya .. lalu
bagaimana pulakah ia nantinya akan tumbuh menjadi orang yang bermanfaat ?

Mari kita lihat , serta renungkan saudara-saudariku ^_^

* Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia belajar memaki ..

* Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi ..

* Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar rendah diri ..

* Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, Ia belajar menyesali diri ...

* Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri ...

* Jika anak dibesarkan dengan dorongan, Ia belajar percaya diri ...

* Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, Ia belajar keadilan ..

* Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, Ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan ..

^_^

Kira-Kira ... Termasuk didikan Orang Tua manakah KIta ??

*semoga kelak kita bisa menjadi Anak yang Sholeh ..
yang semoga Orang Tua kita juga termasuk yang sholeh~*

Bukankah~ Kelapa jatuh tak Jauh dari Pohonnya ??
(Sifat Seseorang~ tentunya Tak Jauh beda dari Kedua Orang Tuanya)
^_^

Wallahu 'Alam Bishawab~ :) ♥

Ditulis Oleh : http://www.facebook.com/nurhalifah.estivhannisa

^Admin : Nurhalifah Estivhannisa (Khalifah Binti Hafid)^

JANGAN BIARKAN TUBUHMU MENJADI LADANG DOSA BAGIMU


Wahai Wanita,

dia mengatakan cintanya padamu

dia begitu terpesona melihat tubuhmu yang gemulai nan semampai

Tubuhmu membuatna tergiur melihatnya

setanpun kemudian berbisik kepadamu,

"Lihat dia mencintaimu,dia menyenangi tubuhmu yang seksi,perlihatkan terus kesekianmu,buka lagi,teruslah kau buka..."

setapun berbisik kepadanya,

"emmm molek sekali tubuhnya,tampaknya sangat nikmat jika menyentuhnya,usahakan untuk menikmati kemolekannya....."

akhirnya terus kau buka auratmu

akhirnya dia terus berpikir kotor tentang tubuhmu....

(na'udzubillah...)



Wahai Wanita,

jangan sampai terjerumus kepada kemaksiatan

Bisikan untuk memperlihatkan auratmu hanya bisikan setan

mereka ingin para lelaki melihatmu seksi

mempertontonkan tubuhmu

berpikir kotor tentang dirimu.....



Wahai wanita,

Banyak sudah dari mereka yang berfikir kotor dan akhirnya berbuat kotor

kasihan mereka yang menjadi korban yang tidak langsung akibat ulah diri sendiri

ingatlah "permata itu" tak mungkin "dicuri"

jika sang pencuri tak mengetahuinya

tutuplah permatamu!!

agar sang pencuri tak timbul nafsu untuk merampasmu...

.



Wahai Wanita,

Tutuplah tubuhmu serapih mungkin

Biarlah kelak kau perlihatkan keseksian tubuhmu pada suamimu

Persembahkan yang terbaik untuk suamimu kelak

Berikan keindahan malam pertama hanya untuk suamimu

Suami yang halal untuk kehormatan yang halal

Orang yang meminangmu dengan "bismillah.." ^,-

Jangan hilangan keindahan malam pertama dengan perangkap syetan

Jangan tukar kesempatan bahagia tak ternilai dan penuh amal dengan nafsu sementara.....

Pria yang Meninggalkan Shalat Jama’ah Sungguh Merugi

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’ain.
Sungguh prihatin melihat kondisi umat Islam saat ini. Jika kita sedikit memalingkan pandangan ke masjid-masjid, kita akan menyaksikan bahwa rumah Allah yang ada sangat sedikit sekali dihuni oleh jama’ah ketika mu’adzin meneriakkan hayya ‘ala shalah. Berlatar belakang inilah, dalam risalah yang ringkas ini kami berusaha mendorong setiap orang yang membaca tulisan ini untuk melakukan shalat yang memiliki banyak keutamaan yaitu shalat berjama’ah. Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita sekalian.
Pertama: Shalat Jama’ah Memiliki Pahala yang Berlipat daripada Shalat Sendirian
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” [1]
Dari Abu Sa’id Al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلاَةُ فِى جَمَاعَةٍ تَعْدِلُ خَمْسًا وَعِشْرِينَ صَلاَةً فَإِذَا صَلاَّهَا فِى فَلاَةٍ فَأَتَمَّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا بَلَغَتْ خَمْسِينَ صَلاَةً
Shalat jama’ah itu senilai dengan 25 shalat. Jika seseorang mengerjakan shalat ketika dia bersafar, lalu dia menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, maka shalatnya tersebut bisa mencapai pahala  50 shalat.” [2]
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Kadang keutamaan shalat jama’ah disebutkan sebanyak 27 derajat, kadang pula disebut 25 kali lipat, dan kadang juga disebut 25 bagian. Ini semua menunjukkan berlipatnya pahala shalat jama’ah dibanding dengan shalat sendirian dengan kelipatan sebagaimana yang disebutkan.” [3]

Kedua: Dengan Shalat Jama’ah Akan Mendapat Pengampunan Dosa
Dari ‘Utsman bin ‘Affan, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِى الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ
Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berjalan untuk menunaikan shalat wajib yaitu dia melaksanakan shalat bersama manusia atau bersama jama’ah atau melaksanakan shalat di masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”[4]

Ketiga: Setiap Langkah Menuju Masjid untuk Melaksanakan Shalat Jama’ah akan Meninggikan Derajatnya dan Menghapuskan Dosa; juga Ketika Menunggu Shalat, Malaikat Akan Senantiasa Mendo’akannya
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَصَلاَتِهِ فِى سُوقِهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ فَلَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ
Shalat seseorang dalam jama’ah memiliki nilai lebih 20 sekian derajat daripada shalat seseorang di rumahnya, juga melebihi shalatnya di pasar. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat; maka salah satu langkahnya akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya. Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Jika dia memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat.  Malaikat pun akan mendo’akan salah seorang di antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut nantinya akan mengatakan: Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama dia dalam keadaan tidak berhadats. ” [5]

Keempat: Melaksanakan Shalat Jama’ah Berarti Menjalankan Sunnah Nabi, Meninggalkannya Berarti Meninggalkan Sunnahnya
Terdapat sebuah atsar dari dari ‘Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ
Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat ini (yakni shalat jama’ah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyari’atkan bagi nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam sunanul huda (petunjuk Nabi). Dan shalat jama’ah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi). Seandainya kalian shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah (ajaran) Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat.” [6]
Ibnu ‘Allan Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika kalian melaksanakan shalat di rumah kalian yaitu melaksanakan shalat wajib sendirian atau melaksanakan shalat jama’ah namun di rumah (bukan di masjid) sehingga tidak nampaklah syi’ar Islam, sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang yang betul-betul meremehkannya … , maka kalian berarti telah meninggalkan ajaran Nabi kalian yang memerintahkan untuk menampakkan syi’ar shalat berjama’ah. Jika kalian melakukan seperti ini, niscaya kalian akan sesat. Sesat adalah lawan dari mendapat petunjuk.” [7]

Catatan: Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat jama’ah ini ditujukan bagi kaum pria, sedangkan wanita lebih utama shalat di rumahnya berdasarkan kesepakatan kaum muslimin (baca: ijma’ kaum muslimin).
Semoga dengan risalah yang singkat ini dapat mendorong kita untuk melaksanakan shalat berjama’ah di masjid. Semoga masjid-masjid kaum muslimin dapat terisi terus dengan banyaknya jama’ah.
Pembahasan ini masih akan dilanjutkan dengan hukum shalat jama’ah. Semoga Allah memudahkan urusan ini.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
****
Panggang, Gunung Kidul, 1 Robi’ul Akhir 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

cara mengatasi penyakit insomnia

Penyakit insomnia adalah dimana seseorang mengalami susah tidur ataupun kalau tidur maka tidak nyenyak. Dan hal ini terjadi secara terus menerus. Diperikirakan 1 dari 3 orang pernah mengalami ini.Dan bintang sendiri adalah salah satu diantara mereka.

Berikut informasi yang berhasil bintang kumpulkan tentang penyakit ini. Meliputi jenis penyakitnya, penyebab insomnia dan tentu saja hal yang paling penting cara mengatasi insomnia itu sendiri.



OK! Bintang Langsung saja..

Jenis penyakit insomnia ada 3 yaitu :
Susah tidur (sleep onset insomnia)
Terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia)
Bangun lebih cepat (early awakening insomnia)



Beberapa penyebab insomnia adalah sebagai berikut :
Masalah psikis yang terganggu. Walaupun dapat menyerang semua usia tapi kebanyakan meningkat seiring usia. Ini mungkin dikarenakan semakin bertambah tua biasanya orang bertambah stres.
Memiliki penyakit yang memang dapat mengganggu tubuh seperti asma, demam dll.
Lingkungan tempat tinggal yang memang menganggu. (tetangga ribut, lampu menyala)
Mempunyai kebiasaan buruk seperti minuman keras, kopi menjelang tidur dsb.
Menggunakan ranjang untuk kegiatan lain seperti bekerja, membaca buku. Gunakan ranjang hanya untuk tidur. Supaya kalau tidur bawaannya ya ngantuk bukannya insomnia.
Dan ada sebuah kabar burung bahwa wanita lebih rentan terkena penyakit insomnia ini dibanding pria.

Jika sudah tahu penyebab susah tidur kamu . Sekarang sudah saatnya kamu membaca paragaf selanjutnya tentang…

Cara Mengatasi Insomnia atau susah tidur
Karena stres dapat menyebabkan insomnia soba baca artikel bintang yang terdahulu tentang cara mengatasi stres.
Mandi air hangat sebelum tidur sebelum tidur
Melakukan hal yang dapat membuat kamu berkonsentrasi secara berulang seperti menghidung domba, menghitung angka dari 1 sampai 10.000. Lakukan itu dalam keadaan terpejam
Mendengarkan musik yang tenang atau mendengarkan radio.
Hindari makan dan minum (terutama kopi) dalam jumlah banyak sebelum tidur. Tapi disarankan makan makanan ringan yang mengandug sedikit karbohidrat.
Tidurlah dalam keadaan lingkungan nyaman. Matikan lampu! Hilangkan suara yang mengganggu
Belajarlah untuk tidur dalam waktu yang teratur.

Kamu sekarang sudah tahukan apa saja penyebab dan jenis penyakit insomnia. Lalu bagaimana jika cara mengatasi insomnia diatas GAGAL. Apa yang harus dilakukan? Mau tidak mau kamu harus nonton MTV Insomnia :P

cara mengatasi stress

BERTERIAK

Salah satu tips stres yang terbukti ampuh menghindarinya. Yaitu dengan berteriak! Saat stress, kita akan merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati. Lepaskan saja perasaan tidak enak itu. Berteriak sekencang-kencangnya. Supaya nggak malu ama tetangga… berteriak aja di kamar kedap suara. Kalau nggak punya ya dilapangan waktu nggak ada orang lain. Mengatasi stres secara keseluruhan mungkin tidak, tapi minimal akan jauh lebih baik dari sebelumnya

2.Berelaksasi

Cara mengatasi stres dengan berteriak mungkin akan sulit bagi yang tidak punya lingkungan yang memadai. Kalau begitu coba berelaksasi.

Apa itu? Pokoknya buat diri kamu baik itu hati dan tubuh menjadi tenang. Caranya! duduk saja santai menghadap cermin. Kemudian ambil nafas dalam-dalam dengan pelan. Tapi jangan ditahan..langsung deh keluarkan nafas itu dengan pelan-pelan juga.

Efeknya hati semakin tenang dan semakin menambah motivasi hidup.

3. Punya Hobi?

Cara tergampang untuk menghadapi stress, adalah dengan melakukan hobi. Kamu punya hobi sepakbola, dengerin lagu gratis, kenapa itu tidak kamu lakukan untuk mengatasi sress?

Tanyakan kenapa? :D

4. Buat diri kamu tertawa.

Artikel stres ini tidak menyuruh kamu untuk ketawa-ketiwi sendiri. Karena itu sudah bukan stres lagi tapi sudah menjurus ke GILA. Maksud dari tips stres ini adalah mengatasi stres dengan menonton/membaca sesuatu yang lucu.

Mungkin pelawak di indonesia mulai tidak lucu walau begitu masih. Tapi masih banyak hal yang bisa membuat kita tertawa seperti video lucu di youtube, website humor, atau mungkin buku humor.

5. Minum Susu

Konon katanya susu dapat menjadi tips stres ampuh. Menurut artikel stres yang saya baca, susu dapat mengurangi kadar hormon adrenalin dalam darah. Cara mengasi stres yang sama dengan pepatash ‘sambil menyelam sambil minum susu”

6.Bicarakan stressnya.

Kalau uang bolehlah disimpan. Tapi kalau stress kenapa juga harus disimpan sendiri. Bicarakan masalah kamu dengan orang terdekat kamu entah itu teman, kerabat atau Ibu. Cara mengatasi stres yang paling gampang…

7. Apa itu kompetisi???

Salah satu penceramah motivasi hidup selalu mengatakan : Hidup ini selalu ada kompetisi untuk menjadi lebih baik. Itu memang benar…tapi bukan berarti setiap hari kita harus memikirkannya bukan.

Mengatasi stres : Jangan terlalu banyak memikirkan persaingan kamu menjadi lebih baik dari orang lain apalagi cemburu. Pikirkan saja diri kamu untuk selalu melakukan hal yang terbaik.

8. Selalu lihat sisi positif.

Seperti kata mas einstein: semua itu adalah relatif. Hal yang menurut kamu jelek bukan berarti orang lain akan menganggapnya jelek. Bingung? Inti dari artikel stres ini adalah apapun pasti ada sisi baik dan sisi buruk.

Saat kamu melihat sisi buruk maka itu adalah stres. Saat kamu melihat sisi baik itu adalah motivasi hidup.

windows 8


RAHASIA YANG HARUS DIKETAHUI KAUM MUSLIMIN

RAHASIA YANG HARUS DIKETAHUI KAUM MUSLIMIN

Oleh
Ustadz Abu Qotadah


وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ نَّذِيرًا فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

"Dan andaikata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul) Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur`an dengan jihad yang besar". [Al Furqon : 51-52]

Surat ini dikategorikan sebagai surat Makkiyah, yaitu turun ketika Nabi n masih di Mekkah. Rahasia pertama ayat ini menunjukkan, bahwa makna jihad dalam ayat ini ialah jihad dengan menegakkan hujjah dan argumentasi terhadap orang kafir, yakni dengan menyampaikan Al Qur`an, sebagaimana berjihad melawan orang munafik hanyalah dengan menegakkan hujjah, menunjukkan kepada kebenaran dan membantah kebatilan.

Adapun rahasia yang kedua, bahwa Allah memerintahkan jihad (berperang dengan pedang dan kekuatan) melawan orang-orang kafir, yaitu setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat memiliki syarat-syarat untuk menegakkan jihad. Oleh sebab itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat tidak diperintahkan berjihad ketika Beliau di Mekkah, karena saat itu mereka berada di bawah kekuasaan musuh. Dan setelah Beliau di Madinah dan telah memiliki persiapan untuk berperang, maka syariat berjihad diperintahkan.

Ketahuilah wahai kaum muslimin, semoga Allah senantiasa merahmati kita. Tidak mungkin kaum Muslimin bisa memerangi orang kafir, kecuali dengan persiapan dan senjata. Sebagai pelajaran, Allah telah menjelaskan keberadaan orang-orang munafik yang enggan berangkat berperang, sehingga mereka tidak mengadakan persiapan. Allah berfirman:

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِن كَرِهَ اللهُ انبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ

"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-oang yang tinggal itu”. [At Taubah : 46].

Lalu Allah memerintahkan kepada para mujahidin agar mengadakan persiapan perang. Allah berfirman.

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّااسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ ...

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah ……" [Al Anfal : 60]

Ingatlah, orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani atau yang lainnya, mereka akan senantiasa meneror dan membikin makar terhadap kaum muslimin dari dua sisi.

Pertama : Teror pemikiran (irhab fikri). Yaitu usaha orang-orang kafir untuk menggelincirkan kaum Muslimin dari kemurnian ajaran agama yang haq ini. Mereka melontarkan syubhat-syubhat, tadlis (pemalsuan), talbis (kerancuan), sehingga bisa menumbuhkan sikap keragu-raguan kaum muslimin terhadap kebenaran ajaran Islam. Program ini dikemas dengan dukungan dana yang dikucurkan kepada kalangan ahli bid’ah yang telah menyeru manusia ke jurang api neraka.

Untuk menyempurnakan programnya ini, mereka menempuh berbagai cara. Di antaranya :

1. Pertukaran pelajar, sebagai sarana pencucian otak anak-anak kaum Muslimin. Sehingga setelah pelajar-pelajar Islam ini pulang, akan menjadi pion mempropagandakan syubhat-syubhat.
2. Orientalis, dari sinilah musuh-musuh Allah melakukan gerakan-gerakan tersembunyi dengan dalil riset dan penelitian ilmiyah. Para orientalis tersebut bekerja untuk kepentingan intelejen Kristen dan Yahudi.

Kedua : Teror fisik (irhab jasadi). Yaitu usaha orang-orang kafir untuk membunuh kaum Muslimin, menguasai negara-negara Islam, menguasai perekonomian kaum Muslimin serta menjajah negara-negara Islam.

Maka menjadi kewajiban kaum Muslimin untuk melakukan persiapan agar mampu menegakkan tugas jihad ini, sehingga kaum Muslimin bisa mencapai kejayaan. Karena telah menjadi ketentuan Allah, bahwa segala akibat ada sebabnya.

Wahai kaum muslimin, semoga Allah merahmati kita. Kita memiliki keinginan yang sama untuk menegakan panji jihad dan menegakkan panji-panji Allah di muka bumi dan merindukan kemenangan. Untuk mengemban tugas ini, Allah telah mensyaratkan bagi kita dua hal. Barangsiapa yang dapat memenuhinya, maka ia akan sampai kepada apa yang diinginkannya. Kedua syarat tersebut ialah :

Pertama : Al i’dad al imani (mempersiapan kekuatan iman), hal itu karena Allah telah memberikan jaminan kemenangan bagi ahli iman.
Kedua : Al i’dad al madi (mempersiapkan perbekalan materiil), meliputi mempersiapan perlengkapan senjata dan sejenisnya, yang merupakan syarat penting untuk melawan mereka. Allah berfirman, yang artinya: "Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah". [Al Anfal 60].

Dari dua syarat ini, al i‘dad al imani harus lebih didahulukan daripada al i’dad al madi. Rasul yang mulia telah menempuh jalan ini dan telah menyempurnakannya.

TENTANG AL I‘DAD AL IMANI
Al i’dad al imani adalah takwa kepada Allah. Takwa merupakan persiapan pertama dan utama, karena Allah telah menjanjikan kemenangan, dan akan memberikan pertolongan hanya kepada orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman :

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَنَسْئَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa". [Thaha:132]

قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ اْلأَرْضَ للهِ يُورِثُهَا مَن يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

"Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; dipusakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". [Al ‘A’raf:128]

إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan" [An Nahl:128].

Rukun Takwa
Rukun takwa ada tiga. Pertama, al ikhlash (tauhid) memurnikan ibadah hanya kepada Allah. Kedua, al ittiba’ (mengikuti Rasulullah). Ketiga, ilmu.

Berkaitan dengan pentingnya dan keutamaan ikhlas (tauhid) ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mendiamkan pelanggaran terhadap tauhid, meskipun dalam peperangan.

At Tirmidzi telah meriwayatkan dari sahabat Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: Suatu saat kami pergi bersama Rasulallah ke Hunain, sedangkan kami dalam keadaan baru lepas dari kekafiran (baru masuk Islam). Ketika itu orang-orang kafir musyrikin mempunyai sebatang pohon bidara yang disebut Dzatu Anwath. Mereka selalu mendatanginya dan menggantung senjata-senjatanya pada pohon itu. Tatkala kami melewati sebatang pohon bidara, kamipun berkata: “Wahai Rasulullah! Buatkan untuk kami Dzat Anwath,” maka Rasulullah bersabda:

سُبْحَانَ اللَّهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ

"Allahu Akbar. Itu adalah tradisi (orang-orang sebelum kamu). Demi Allah, yang diriku berada di tanganNya. Kamu benar-benar telah mengatakan sesuatu perkataan seperti yang telah dikatakan Bani Israil kepada Musa,”Buatlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka itu mempunyai sembahan”. Musa menjawab,”Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak mengerti. Pasti kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu”. [HR Tirmidzi].

Seandainya para aktifis pergerakan dan juru dakwah saat ini mencermati kandungan dan rahasia yang terdapat dalam hadits ini, tentulah mereka tidak akan meremehkan perkara tauhid dengan alasan ingin mendapatkan jumlah pendukung yang banyak dan menyatukan kaum Muslimin. Lihatlah, apa yang diperbuat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ; Beliau tidak berdiam diri untuk tidak mengingkari kemusyrikan karena ingin mempertahankan jumlah yang banyak, atau alasan khawatir akan terjadi perpecahan. Sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia mengetahui, seandainya orang-orang yang baru masuk Islam itu didiamkan dalam keadaan musyrik, tentulah mereka akan menjadi fitnah bagi kaum Muslimin, dan menjadi penyebab utama kekalahan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Mengajarkan Tauhid Dalam Jihad Difa’
Saat itu kaum Muslimin di Syam sedang dalam cengkeraman orang-orang Tartar yang begitu kuat. Kaum Muslimin pun bangkit melancarkan jihad difa’ (defensive), sementara itu kesyirikan berada di tengah-tengah mereka.

Dalam keadaan seperti ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memulai dengan terlebih dahulu meluruskan aqidah ummat, menyeru kepada tauhid. Beliau rahimahullah menulis sebuah buku yang berjudul Talkhish Kitab lstigatsah, dimaksudkan sebagai bantahan terhadap Al Bakri.

Syaikhul Islam berkata: “Seandainya mereka yang beristigatsah dengan selain Allah (yaitu penghuni-penghuni) kubur bersamamu dalam barisan perang, tentulah engkau akan mendapatkan kekalahan, sebagaimana kaum Muslimin mendapatkan kekalahan dalam perang Uhud”.

Pernyataan Syaikhul Islam lbnu Taimiyah ini mengandung dua faidah yang besar. Pertama. Wajib dan betapa pentingnya meluruskan aqidah kaum Muslimin yang hendak berjihad. Kedua. Menunjukkan kefaqihan beliau rahimahullah, karena beliau telah berdalil untuk perkara yang besar dengan perkara yang rendah. Maksudnya, apabila kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud disebabkan maksiat semata dan bukan karena syirik, maka bagaimana mungkin kaum Muslimin pada hari ini mampu berperang mengalahkan musuh, seandainya di dalam barisan kaum Muslimin terdapat orang-orang yang menyekutukan Allah, melakukan bid’ah dan perbuatan maksiat lainnya.

Ingatlah, kemenangan dan pertolongan hanya diberikan kepada orang-orang yang bertauhid dan mengamalkan Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik". [An Nur : 55].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, setelah kaum muslimin meluruskan aqidah mereka dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, hanya beristighatsah kepada Allah, maka Allah akan menolong mereka untuk mengalahkan musuh, sehingga mereka mendapatkan berbagai kemenangan dalam peperangan (melawan Tartar); suatu kemenangan yang tidak pernah didapatkan sebelumnya, kecuali setelah mereka memurnikan tauhid kepada Allah dan taat kepada RasulNya. Karena sesungguhnya Allah akan memberikan pertolongan kepada RasulNya dan orang-orang beriman di dunia dan di akhirat.

Dalam kisah perang Uhud, kita dapat mengambil pelajaran berharga berkaitan dengan sebab-sebab kekalahan kaum Muslimin pada waktu itu. (Lihat surat Ali Imran ayat l37-l54).

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ (وفي رواية - يُقَاتِلُونَ ) عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

"Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan kebenaran (dalam hadits lain dengan kata mereka berperang di atas kebenaran), tidak merugikannya orang yang menghinanya sampai datang hari kiamat, dan mereka tetap dalam keadaan demikian hingga kiamat datang". [HR Muslim].

Derajat Yang Tinggi Hanya Dapat Diraih Dengan Ilmu
Allah berfirman :

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

"Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". [Al Mujadilah : 11]

Al Imam Muhammad Amin Asy Syinqiti berkata: “Para ulama telah menjelaskan, kemenangan para nabi ada dua macam. Pertama. Kemenangan melalui hujjah dan argumentasi. Kemenangan ini diraih oleh seluruh nabi. Kedua. Kemenangan dengan pedang dan kekuatan. Kemenangan ini hanya diraih oleh nabi yang telah diperintahkan berperang fi sabilillah”. (Adhwa-ul Bayan, 1: 353).

TENTANG AL I’DAD AL MADI
Disamping mempersiapkan aqidah dan ilmu untuk meraih derajat yang tinggi, dalam jihad juga harus dilakukan persiapan-persiapan. Yaitu al i’dad al madi (persiapan materi), yang meliputi dua perkara. Pertama. ‘Udah al ‘asykariyah (perlengkapan senjata). Kedua. ‘Udah al basyariah (perlengkapan pasukan atau personalnya). Allah berfirman, yang artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, (QS Al Anfal : 60) Lihat juga Al Anfal ayat 65-66.

Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin menyatakan, berjihad itu harus terpenuhi syaratnya. Hendaknya kaum Muslimin memiliki kemampuan dan kekuatan, yang dengannya mereka bisa berjihad. Karena, seandainya kaum Muslimin berperang tanpa dibarengi dengan kernampuan, berarti sama dengan menjerumuskan diri ke dalam kerusakan. Oleh sebab itu, Allah tidak mewajibkan kepada kaum Muslimin berperang, ketika mereka berada di Mekkah, masih dalam keadaan lemah dan dalam cengkeraman kekuasaan orang kafir. Sehingga setelah berhijrah ke Madinah dan membentuk negara Islam dan memiliki kekuatan, maka Allah Azza wa Jalla mewajibkan mereka berperang.

Begitulah, jika belum terkumpul syarat-syaratnya, maka kewajiban berperang tidak ada, sebagaimana seluruh kewajiban dilakukan sesuai kemampuan. Yang sekarang harus ditempuh oleh kaum Muslimin ialah melakukan seluruh sebab-sebab yang telah diwajibkan Allah untuk mencapai kemenangan, yaitu menyerpurnakan dua persyaratan di atas. Wallahu a’lam.

Maraji’ :
1. Zadul Ma’ad, Jilid III, karya Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah.
2. Al Mughni, karya Imam Syaukani.
3. Al Majmu’, karya Imam An Nawawi.
4. Fatawa Al Laimah Fi Masailil Mulimmah, karya Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.
5. Usus Manhajis Salaf Fi Ad Dakwah Ilallah, karya Fawaz bin Halil bin Robah As Suhaimi.
6. Sabil Ilal Izzah Wat Tamkin, karya Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun IX/1426H/2005M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo